Semenjak virus Covid-19 mewabah di Indonesia, para penyandang disabilitas juga ikut terdampak perekonomiannya. Beberapa penyandang tunanetra yang bekerja sebagai tukang pijat bahkan harus berhenti bekerja akibat adanya penetapan physical distancing. Sementara penyandang disabilitas lainnya yang berjualan makanan misalnya, juga mengalami kesulitan. Padahal mereka membutuhkan penghasilan untuk penghidupan dan perawatan khusus lainnya.
Mardini (60 thn), salah seorang penyandang tunanetra menyampaikan bahwa dirinya dan sejumlah rekannya di Panti Pijat Tunanetra Jakarta Barat kehilangan pekerjaan karena adanya wabah Corona dan protokol kesehatan physical distancing.
Penyaluran bantuan untuk Bu Mardini dan difabel lainnya di Panti Pijat Tunanetra di Jakarta Barat
“Kami memang sangat membutuhkan ini, karena kami kehilangan pekerjaan semenjak adanya corona dan adanya protokol untuk menjaga jarak (physical distancing),” ungkap Mardini.
Direktur NU Care-LAZISNU, Abdur Rouf mengatakan, mengajak masyrakat semua untuk turut membantu kelompok disabilitas yang ekonominya terdampak.
“NU Peduli ikut bertanggung jawab untuk membantu kelompok disabilitas yang ekonominya terdampak. Mereka (difabel) tidak bisa melakukan pekerjaan seperti biasanya karena dampak wabah virus Corona ini,” kata Rouf di kantor NU Care-LAZISNU, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
NU Care-LAZISNU menyalurkan bantuan sembako untuk difabel
Untuk itu, NU Care-LAZISNU pada momen Ramadhan tahun ini menginisiasi program “Ramadhan Bangkit bersama Difabel”, dengan maksud mengajak saudara semua untuk bersama saling peduli dan berbagi membantu mereka, para penyandang disabilitas.
Adapun bantuan yang bisa kita salurkan dalam program ini, antara lain:
Jadi, mari bersama kita dukung saudara-saudara difabel untuk bangkit, dengan turut berpartisipasi, berdonasi dalam program “Ramadhan Bangkit bersama Difabel”. Caranya:
Semenjak virus Covid-19 mewabah di Indonesia, para penyandang disabilitas juga ikut terdampak perekonomiannya. Beberapa penyandang tunanetra yang bekerja sebagai tukang pijat bahkan harus berhenti bekerja akibat adanya penetapan physical distancing. Sementara penyandang disabilitas lainnya yang berjualan makanan misalnya, juga mengalami kesulitan. Padahal mereka membutuhkan penghasilan untuk penghidupan dan perawatan khusus lainnya.
Mardini (60 thn), salah seorang penyandang tunanetra menyampaikan bahwa dirinya dan sejumlah rekannya di Panti Pijat Tunanetra Jakarta Barat kehilangan pekerjaan karena adanya wabah Corona dan protokol kesehatan physical distancing.
Penyaluran bantuan untuk Bu Mardini dan difabel lainnya di Panti Pijat Tunanetra di Jakarta Barat
“Kami memang sangat membutuhkan ini, karena kami kehilangan pekerjaan semenjak adanya corona dan adanya protokol untuk menjaga jarak (physical distancing),” ungkap Mardini.
Direktur NU Care-LAZISNU, Abdur Rouf mengatakan, mengajak masyrakat semua untuk turut membantu kelompok disabilitas yang ekonominya terdampak.
“NU Peduli ikut bertanggung jawab untuk membantu kelompok disabilitas yang ekonominya terdampak. Mereka (difabel) tidak bisa melakukan pekerjaan seperti biasanya karena dampak wabah virus Corona ini,” kata Rouf di kantor NU Care-LAZISNU, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
NU Care-LAZISNU menyalurkan bantuan sembako untuk difabel
Untuk itu, NU Care-LAZISNU pada momen Ramadhan tahun ini menginisiasi program “Ramadhan Bangkit bersama Difabel”, dengan maksud mengajak saudara semua untuk bersama saling peduli dan berbagi membantu mereka, para penyandang disabilitas.
Adapun bantuan yang bisa kita salurkan dalam program ini, antara lain:
Jadi, mari bersama kita dukung saudara-saudara difabel untuk bangkit, dengan turut berpartisipasi, berdonasi dalam program “Ramadhan Bangkit bersama Difabel”. Caranya: